2008-06-30

Nonton Avatar Book 3

Hhhh... hari ini begitu melelahkan. Bukan karena melakukan perjalanan jauh. Bukan juga karena melakukan pekerjaan berat. Tapi, lelah karena seharian nonton Avatar: The Last Airbender Book 3 (Api) dari chapter 1-13. Hahahaaa...
Sebenarnya, dvd Avatar book 3 ini sudah ada cukup lama di kompi kantor suamiku. Tapi baru tertarik untuk nonton setelah sabtu & minggu (28-29 Juni), Global tv nayangin Avatar marathon sampai habis book 2. Yaaa... gara-gara penasaran gimana kelanjutannya, akhirnya aku minta suamiku untuk bawa tu dvd ke rumah.

Bangun tidur, ngerjain pekerjaan yang biasa kukerjain di pagi hari, trus mandi. Suamiku berangkat kerja, baru deh nonton Avatar... Diawali dengan cerita Aang terbangun dari pingsannya selama beberapa minggu, sampai-sampai kepalanya sudah ditumbuhi rambut ^_^
Selama nonton Avatar ini, aku berkali-kali tertawa dan juga berkali-kali meneteskan air mata. Lucu dan juga mengharukan seh... Ga seru kali, kalo nonton tanpa ekspresi. Heheheee...

Chapter 1... chapter 2... chapter 3... dan chapter 4... tiba-tiba rasa kantuk mendera... Woaaahhh... ngantuk skali. Nonton sambil rebahan aaahhh... Dan akhirnya aku tertidur tanpa mematikan dvd yang terus menyala. Tuttuut..tuttuut... (bunyi sms-red). Aku terbangun dan segera membaca isi sms. Ooohhh... ternyata sms dari suami (ga usah ditulis isi smsnya ya...). Setelah itu, kulihat cerita Avatar sudah sampai chapter 9. Wow! It's mean aku tertidur selama kurang lebih 5x 30 menit. Lama jua ternyata. Hahahaaa... Setelah sholat, aku ulang lg dari nontonnya dari chapter 4. Dan baru berakhir di chapter 13 tidak lama setelah isya. Merica euy! Meri-cape deeeh... :))

Baca Selengkapnya (Read More)......

2008-06-29

Tragedi kue SUS


Awalnya... biasa-biasa saja. Lama-lama... jadi tambah suka. Terutama setelah tau kalo suamiku sangat menyukai si SUS ini. Itulah kesanku terhadap kue yang bernama SUS.

Someday, aku dan suami mampir ke sebuah toko kue C*****L.
Cihuuuy... ada SUS, tepatnya ada 2 macam SUS, SUS keju dan SUS cream. Hmmm... yang biasa itu namanya SUS cream kali ya (pikirku saat itu). Ya uds, beli yang cream 2, keju 2. Oh my God! It's so delicious! Ternyata SUS cream itu enak bangeeettt... Beda dari kue SUS yang aku kenal selama ini. Nyesal deh beli cuma 2. Ahhh... besok-besok juga masih bisa.

Sejak saat itu, aku dan suami selalu berburu SUS cream yang sangat enak itu. Tapi nasib... hingga hari ini, kami slalu ga kebagian a.k.a. keduluan orang mulu. Rupanya SUS cream itu memiliki penggemar fanatik yang ga sedikit. Hahahaaa...

Nah, semakin bertambah besarnya rasa sukaku terhadap SUS, membuatku ingin tau bagaimana cara membuatnya. Bermodalkan internet, tinggal search aja keyword "resep kue SUS", ketemu deh cara bikinnya. Senang, bahagia, gembira (dan ungkapan-ungkapan lainnya yang serupa), karena akhirnya aku bisa bikinin suamiku SUS ala istrinya sendiri. Siapa tau bisa lebih enak dari SUS bikinan toko kue itu. Hohohooo... Tapi, sesaat setelah selesai membaca resep itu, jantungku berhenti berdetak (jeng jeeeng...). Hhhhh... ternyata untuk membuat kue SUS diperlukan oven. Aku ga punya oven. Gagal deh... niat bikin SUS sendiri. Untuk diketahui, aku ga punya oven, karena aku dan mamaku sama-sama ga hobi bikin kue-kue yang dimasak pake oven. Hahahahaaa... Kalo masak masakan sehari-hari seh beda kasus... ^_^

Baca Selengkapnya (Read More)......

2008-06-28

Hari Bahagia Part 2

Sore hari masih di hari H, di saat para tamu sudah tidak berdatangan lagi, kami kedatangan 8 orang tamu istimewa dari Banjarmasin. Yeah! Mereka adalah teman-temanku rekan sejawat dulu, Penyiar SKY Radio. They are Sarah, Vian, Putra, Rio, Nana, Ika, Al & Rama.

Sebenernya siang hari mereka udah datang. Tapi sore itu, mereka mampir lagi setelah balik dari rekreasi ke pantai Takisung (25km selatan Pelaihari). Numpang sholat, itu alasan mereka. Tapi, ketika mereka melihat makanan masih ada, mata mereka langsung jadi pink (kalo ijo kan dipake kalo ngliat uang), lapeeerrr...
Dah kenyang, barulah kembali ke niat awal, sholat. 10 menit, 15 menit, 25 menit, stengah jam, duh... kok mereka ga balik-balik ya... Mengganggu saja! Mereka ga ngerti apa, kalo pengantin baru mau "beraksi". Huh! Tapi ternyata, usut punya usut kedatangan mereka memang untuk "mengganggu" kami. Dasaaarrrrrr...

Tapi nih, seneng juga mereka nyempetin mampir di saat yang luang. Bercanda ria. Ketawa-ketawa sampe sakit perut. Rama, yang slalu bikin ulah, tingkah lakunya yang aneh dan unik, bikin smua ktawa. Putra, rekannya Rama neh, sama-sama slalu bikin ulah yang bisa ngocok perut. Sarah, cewe yang satu inilah yang suka ngasih umpan sama Rama n Putra. Rio, makhluk yang paling menghargai teman, ketawaaaaaa mulu. Vian, yang jadi objek lelucon (kasian...). Al, Ika n Nana sebagai penimpal lelucon2 (hahahaaa...). Akhirnya semua itu harus berakhir stelah jam menunjukkan pukul 19 Wita. Mereka harus kembali ke peraduan... Bye...

Akhirnya... saat-saat yang bikin kami uring-uringan selama 2 minggu tiba juga. I'm coming my husband... Cihuuuyyy...

******************************Lembaga Sensor Indonesia******************************

Sore senin (H+1), suamiku harus kembali ke Banjarbaru karena besok kerja lagi. Maklum... masih PTT, ga bisa izin lama. Sediiih... karena malam ini sampai malam jum'at harus tidur sendiri lagi. Apa boleh buat. Hiks...

Kamis sore (H+4), suamiku datang... lebih cepat 1 hari dari seharusnya. Namanya juga pengantin baru. Heheheheee...

Sabtu malam (H+6), aku diboyong ke Banjarbaru, meninggalkan kota tempat aku dibesarkan, meninggalkan orang-orang yang kusayangi, untuk selanjutnya menjalani hari-hari baru bersama keluarga baruku :'(

To Be Continued...

Baca Selengkapnya (Read More)......

Hari Bahagia Part 1

7 minggu kurang 1 hari sudah aku berada dalam dunia "baru"ku. So far, hingga saat ini semua terasa sangat indah. Namanya juga masih dalam nuansa 'Pengantin Baru' ^_^

Masa lajangku telah kulepas pada 11 Mei 2008 tepatnya pukul 10:25:40 Wita (saat para saksi mengucapkan kata 'Sah'). Haru dan bahagia berbaur menjadi satu.

Haru karena:

1. aku harus melepaskan embel-embel "lajang"
2. aku harus mau menyerahkan keperawananku kepada "orang itu"
3. melihat mama meneteskan air matanya, karena anak cewe satu-satunya kini harus diserahkan kepada yang berwenang (penjahaaat kaleee...). I love you, mom!

Bahagia karena:
1. akhirnya... penantianku selama 3 tahun kurang 1 bulan berakhir di pelaminan
2. Alhamdulillah... dia lah jodohku, pria yang selama ini memang kuharapkan agar menjadi pendamping hidupku dan semoga dia lah jodohku dunia akhirat (Kekekekekk...) Aamiiin...
3. aku akan segera merasakan "nikmatnya dunia" (kata orang-orang yg sudah berumah tangga). "Kewajiban yang menyenangkan". Hahahahaaa...
4. pokoknya bahagiaaaaa...

Tapi ternyata, kebahagiaan itu sementara tidak seutuhnya milikku, karena setelah menikah, kami harus berpisah sementara sebelum hari walimah perkawinan kami. Begitulah adat istiadat di daerahku. Katanya seh... kalo sudah tidak perawan lagi, aura kecantikanku tidak akan "keluar" pada saat hari H nanti. Padahal kan kami sudah 'HALAL'. But I have to do that. Dan itu berarti, kami harus menunggu 2 minggu (25 Mei 2008) untuk tidak melakukan "kewajiban yang menyenangkan". I hate it so much!!!

Ouch! Menunggu 1 menit saja serasa 1 abad. Apalagi harus menunggu 2 minggu... Dan ternyata, tidak hanya aku yang uring-uringan menanti hari H, suamiku juga ga kalah uring-uringan. Heheheheee... Ada temen deh...
FYI:
Aku tinggal di Pelaihari (65 km selatan Banjarmasin). Suamiku tinggal di Banjarbaru (30 km timur Banjarmasin). Sedangkan jarak Banjarbaru-Pelaihari adalah 55 km, biasanya bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam.

Singkat kata, hari H akhirnya tiba. Alhamdulillah smua berjalan lancar. Riasan pengantin oke, kamera oke, video syuting oke, tamu-tamu banyak berdatangan (termasuk orang no.1 di Pelaihari, heheheee), makanan cukup, cuaca juga sangat mendukung.
Hhhh... legaaaa... Tinggal nunggu malam tiba deh... Hihihihiii... Dan ternyata sodara-sodara, sesaat setelah resepsi kami berakhir, bumi Tuntung Pandang (sebutan untuk kota Pelaihari) diguyur hujan... Thanks to Allah... Dia menyiram bumi disaat yang sangat tepat. You know what I mean? ^_^

To be continued...

Baca Selengkapnya (Read More)......

2008-06-27

My Lovely Cats



Namanya Gembul, karena waktu kecil badanya gendut, skarang dah agak kurusan. Tapi ya tetep aja namanya Gembul. Heheheee... Anak kedua dari 4 bersaudara. Kaka sama adik pertamanya dah menghadap Sang Khalik. Hiks... Mami Krim (sang bunda) melahirkannya pada tengah malam 15 Desember 2007



Kalo yang ini namanya Uti, adik bungsu Gembul. Ini kucing favorit kami sekeluarga karena dia kucing yang lincah ^_^ Tapi skarang, Gembul & Uti terpisah dariku, karena mereka tinggal di rumah ortuku. Hiks...
*****************************

Ini kucing yang skarang menemani hari-hariku... Kucing adik iparku. Namanya Ucil. tapi aku suka manggil Sri, karena wajahnya mirip Serigala. Heheheee...
Berikut pose-pose si Ucil:










Baca Selengkapnya (Read More)......

Sesal dari Buruk Sangka

Malam itu gerimis turun. Angin pun bertiup sungguh sangat dingin. Tapi kedua suami isteri yang tinggal di sebuah rumah kecil itu berkeinginan betul hendak keluar juga. Kerana ibu si suami itu dalam keadaan sakit tenat, mungkin hanya tinggal menunggu waktu saja. Hanya yang sangat merisaukan hati mereka, bagaimana dengan anaknya Harun, anak mereka yang baru saja berumur empat bulan. Kalau diajak pergi takut masuk angin dan dapat berakibat sakit.

“Bagaimana Aminah, kita bawa saja Harun?” Tanya si suami.

“Jangan bang, angin kencang,” cegah isterinya.

“Habis siapa yang akan menjaganya di rumah? Apakah mungkin akan kita tinggalkan dia sendirian? Aku tak sanggup, sebab rumah kita ini terlalu dekat dengan tanah perkuburan,” kata si suami.

“Ah, abang, janganlah berfikir yang bukan-bukan,” kata isterinya yang cantik dan manis itu. “kan ada Hurairah (kucing) di rumah. Dia saja kita suruh menjaga Harun.” Kata si isteri.

“Betul juga, mengapa aku tidak ingat pada si Hurairah.” Balas suaminya dengan gembira.

“Meong....” teriaknya kemudian. Maka terdengarlah suara Hurairah membalas suara tuannya itu. Lalu dengan langkah-langkah kecil dia mendekati tuannya.

“Wahai Hurairah, malam ini engkau tidak usah menjaga lumbung padi dari dimakan oleh tikus-tikus, kami berdua mahu pergi, oleh kerana itu jagalah si Harun,” kata si suami.

Kucing yang cantik itu mengeong sambil mengibas-ngibaskan ekornya. Kalau boleh berkata dia akan menjawab: “Jangan bimbang tuan, saya akan menunggu dan menjaga si Harun supaya ia tertidur dengan nyenyak. Tidak akan saya izinkan seekor nyamuk pun hinggap di tubuhnya.”

Setelah berpesan begitu, maka pasangan suami dan isteri itu pun berangkat dengan perasaan lega. Mereka tahu bahawa Hurairah akan melakukan pekerjaannya dengan baik, sebab dia adalah seekor kucing yang sangat setia dengan majikannya.

Setelah melihat majikannya sudah pergi, maka Hurairah dengan cepat dan diam-diam melompat ke atas tempat tidur. Ia duduk di sebelah si Harun yang tengah mendengkur dengan nyenyaknya. Ekornya dikibas-kibaskannya agar tidak seekor nyamuk pun yang berani mengganggunya. Matanya dengan tajam mengawasi sekelilingnya, sementara kedua kaki depannya siap mencakarkan kukunya kepada siapa saja yang berniat untuk mengusik ketenangan majikan kecilnya.

Menjelang pukul sepuluh malam, tiba-tiba kucing itu mendengar bunyi mendesis dari bawah tempat tidur. Dengan secepat mungkin Hurairah memasang kuda-kuda serta siap untuk menghadapi segala kemungkinan. Matanya tiba-tiba terbeliak terkejut dan marah, ketika melihat sebuah mulut yang ternganga dengan taring dan lidah yang menjulur panjang. Rupanya dia adalah seekor ular besar yang sudah siap untuk menelan Harun yang masih kecil itu.

Dengan cepat Hurairah melompat, giginya langsung masuk menghunjam ke leher ular tersebut, dan cakarnya menyerang dengan buas. Ular itu murka kerana niatnya dihalang-halangi oleh makhluk lain. Matanya merah seperti besi terbakar. Dia membalas menyerang dengan hebat. Badan Hurairah dibelit dengan kuat, sambil mulutnya mematuk-matuk muka Hurairah.

Hurairah hampir kehabisan tenaga, kerana dibelit oleh ular besar itu, manakala mukanya pun telah berlumuran darah. Namun dia tidak mahu binasa sebelum dapat membunuh ular tersebut. Dengan segala kemampuan dan kesakitannya, ia berusaha untuk menyelamatkan nyawa anak tersayang kedua majikannya itu. Akhirnya ia berhasil melepaskan diri, lalu dengan cepat menerkam leher ular itu. Digigitnya batang leher makhluk jahat tersebut sekuat tenaga sehingga akhirnya matilah musuhnya itu.

Begitu dilihatnya binatang pengganggu itu sudah tergolek kaku, barulah Hurairah dengan sisa-sisa tenaganya naik lagi ke atas tempat tidur si Harun dan duduk semula di samping si Harun. Anak kecil itu masih tertidur dengan nyenyak. Hurairah menjilat-jilat lukanya, sementara rasa pedih dan letih terasa sekujur badannya. Mulutnya masih penuh dengan darah ular tadi, sedangkan pada mukanya terdapat luka-luka yang menganga.

Belum pulih lagi tenaganya, akan tetapi secara tiba-tiba dia mendengar suara majikannya di halaman rumah. Dengan gerakan yang lemah dan lunglai, Hurairah turun dari tempat tidur. Perlahan-lahan ia berjalan menuju ke pintu, menyambut kedatangan kedua majikannya yang sangat dicintainya itu. Dilihatnya ibu Harun berjalan menunduk sambil terisak-isak. Bapanya pula terlihat sangat sedih. Hurairah pun ikut berdukacita memperhatikannya.

Mereka berbimbingan tangan memasuki halaman rumah. Ketika mereka tiba di depan pintu, Hurairah berbunyi lembut: “Ngeong...., ngeong...., sambil terhuyung-huyung mendekati majikannya.

Tiba-tiba saja ibu Harun menjerit, “Bang....! Harun bang....!”

Suaminya terperanjat tapi tidak mengerti, “Mengapa Harun Aminah?” Tanya suaminya.

“Lihatlah si Hurairah, mulutnya berlumuran darah. Pasti anak kita telah diterkam dan dibunuhnya. Oh, Harun.... anak kita, bang. Bunuh Hurairah, bang! Ia telah memakan anak kita!” Kata si isteri.

Si suami baru tahu apa yang dimaksudkan oleh isterinya. “Betul! Mulut Hurairah penuh dengan darah segar, pasti Harun telah diterkamnya.”

Tanpa berfikir panjang, si suami lalu mengambil besi. Dengan penuh kemurkaan lalu dipukulnya benda keras itu ke tubuh si Hurairah. Kucing itu menjerit; “ngeong....” Lelaki itu bertambah marahnya lagi, lalu diambilnya pula sebuah batu, ditimpakannya ke kepala Hurairah.

Maka bercucuranlah darah dari kepala binatang yang tidak berdosa itu. Badannya terkejang-kejang. Dari matanya mengeluarkan air mata yang jernih satu-satu. Setelah mengeong untuk terakhir kalinya, kucing yang cantik itu pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Melihat korbannya sudah mati, maka pasangan suami isteri itu terburu-buru masuk ke bilik. Alangkah terkejutnya mereka ketika melihat suasana bilik itu. Yang nampak pertama kali di depan pintu adalah bangkai seekor ular besar yang hampir putus lehernya. Maka dengan hati berdebar-debar mereka berlari ke tempat tidur. Ternyata anaknya Harun masih tetap dalam keadaan tertidur nyenyak.

Barulah mereka dapat meneka apa yang telah terjadi selama mereka tidak berada di rumah tadi. Bukan Hurairah yang bersalah, ternyata kucing itu telah berjuang mati-matian untuk menyelamatkan anak mereka. Seketika itu juga pucatlah wajah mereka. Mereka menyesal berkepanjangan. Ternyata Hurairah adalah kucing yang tetap setia. Dia tidak mempedulikan keselamatan dirinya asalkan tugas yang dipercayakan kepadanya ditunaikannya. Kalau perlu dirinya sendiri menjadi korban untuk menyelamatkan nyawa majikan kecilnya. Namun balasan yang diterimanya bukan belaian kasih sayang dan terima kasih, akan tetapi nyawanya dihabiskan dengan penuh kekejaman.

Suami isteri itu menangis tersedu-sedu menyesali kesalahannya, ia bertaubat kepada Allah SWT serta berjanji untuk tidak lagi berbuat semena-mena terhadap binatang yang tidak berdosa, tanpa periksa terlebih dahulu. Bangkai Hurairah diangkat dan diciumnya, tapi yang sudah pergi tidak akan kembali, dan penyesalan mereka juga sudah tidak bererti, kerana yang sudah mati itu tidak akan hidup lagi. Cuma sebagai pedoman atau pengajaran buat masa yang akan datang.

Baca Selengkapnya (Read More)......

Kucing, Bisa Membawa Petaka!

Hati-hati ya... buat kamu yang suka jahat sama binatang, terutama kucing.

Ini adalah kisah wanita Himyariyah Israiliyah yang mengurung seekor kucing, tetapi dia tidak memberinya makan dan minum hingga kucing itu mati karena kelaparan dan kehausan. Ini menunjukkan kerasnya tabiat wanita itu, betapa buruk akhlaknya, serta tiadanya belas kasih di hatinya. Dia sengaja menyakiti. Jika di hatinya terdapat belas kasih, niscaya dia melepaskan kucing itu. Dan sepertinya dia mengurungnya sepanjang siang dan malam. Ia merasakan haus dan lapar dengan suara yang memelas meminta bantuan dan pertolongan. Suara dengan ciri tersendiri yang dikenal oleh orang-orang yang mengenal suara. Akan tetapi, hati wanita ini telah membatu dan tidak terketuk oleh suara pilu kucing itu. Dia tidak menghiraukan harapan dan impiannya. Suara itu melemah, lalu seterusnya menghilang. Kucing itu mati. Ia mengadu kepada Tuhannya tentang kezhaliman manusia yang hatinya keras dan membatu.

Jika wanita ini ingin agar kucing ini tetap di rumahnya, dia mungkin saja memberinya makan dan minum yang bisa menjaga hidupnya. Rasulullah SAW telah menyampaikan kepada kita bahwa kita meraih pahala dengan berbuat baik kepada binatang. Jika dia enggan memberinya makan yang menjaganya dari hidup, maka dia harus melepasnya dan membiarkannya bebas di bumi Allah yang luas. Ia pasti mendapatkan makanan yang bisa menjaga hidupnya. Lebih-lebih, Allah telah menyediakan rizki bagi kucing tersebut dari sisa-sisa makanan orang, begitu pula serangga-serangga yang ditangkapnya.

Perbuatan ini telah mencelakakan wanita tersebut, sehingga dia masuk Neraka. Rasulullah SAW melihat kucing itu memburu wanita yang menahannya di Neraka. Bekas-bekas cakaran tergores di wajah dan tubuhnya. Beliau melihat itu manakala Surga dan Neraka diperlihatkan kepadanya pada saat shalat gerhana.

Nah, teman-teman... Yang bisa kita petik dari kisah tadi:

  • Besarnya dosa orang-orang yang menyiksa binatang dan menyakitinya dengan memukul dan membunuh. Wanita ini masuk Neraka karena dia menjadi sebab kematian seekor kucing.
  • Boleh menahan binatang seperti kucing, burung, dan sebagainya, jika diberi makan dan minum. Jika tidak mampu atau tidak mau, maka hendaknya melepaskannya dan membiarkannya pergi di bumi Allah yang luas untuk mencari rizkinya sendiri.
  • Kalau kamu tidak suka kucing, ya jangan dekat-dekat sama kucing, biar terhindar dari kemungkinan-kemungkinan untuk menyakiti kucing

Hadits riwayat Abu Hurairah ra. :
Bahwa Rasulullah bersabda: Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang tidak diberi makan dan minum serta tidak pula ia melepasnya mencari makanan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim)

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra. :
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena mengurung seekor kucing sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka karenanya, yaitu karena ketika mengurungnya ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum sebagaimana ia tidak juga melepasnya mencari makan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim)

Na'udzubillaah min dzaalik... Mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang seperti wanita itu.

Oya, ada satu cerita lagi neh yang aku dapat dari orang sekitar...
Ada seorang ibu yang pergi haji. Ketika beliau sedang berada di Masjidil Haram untuk melaksanakan sholat, entak kenapa setiap berdiri untuk sholat, kaki beliau jadi lumpuh, seperti ada yang menginjak-injak kaki beliau. Hal itu terjadi setiap beliau berusaha berdiri untuk sholat. Berkali-kali...
Usut punya usut, ternyata di kehidupan kesehariannya, beliau suka nginjak-injak kucing yang ada di dekat beliau. Alhamdulillah ya, buah kejahatan beliau ditunjukkan oleh Allah ketika masih di dunia, sehingga beliau masih punya kesempatan untuk bertaubat dan tidak melakukan hal itu lagi. Coba kalau keburu mati, nasibnya mungkin bakalan kaya si wanita yang disebutkan di hadits-hadits di atas. Astaghfirullaahal 'azhiiim...

Baca Selengkapnya (Read More)......