2008-10-13

Kenapa Pamali???

Agak susah ya, hidup di negara yang orang-orangnya masih terikat dengan budaya peninggalan orang-orang zaman dahulu. Tak akan menjadi masalah jika budaya itu memang mendidik kita menjadi orang yang beradat. Yang jadi masalah adalah, jika budaya itu menyangkut hal-hal yang tidak bisa diterima akal kita manusia yang berilmu. Cieee...lagaknya...

Terutama yang sering dialami oleh ibu hamil. Banyak hal-hal yang pamali dilakukan oleh ibu hamil. Tetapi beruntung aku tidak tinggal di lingkungan orang-orang yang seperti itu. Sempat seh...mengalaminya ketika nenek suamiku bertandang ke rumah. Saat itu, aku lagi nonton tv sambil duduk di atas guling.

Rupa-rupanya nenek memperhatikanku dan berucaplah mama mertuaku seperti ini,
"Ya...jar nenek jangan duduk di atas guling, pamali..."

Jeng jeng... Kena deeeh... Hahahahaaa... Aku segera memutar otak, mencari alasan yang logis kenapa sampai dilarang duduk di atas guling? Baru kali ini kudengar. Biasanya seh "pamali duduk di atas bantal, nanti bisulan". Karena aku tidak menemukan alasannya, maka berkatalah aku, "kenapa ma? Maka biasanya yang pamali tu kalo duduk di atas bantal?"

Lalu nenek berbisik pada mama dan mama kembali berucap, "jar nenek, ikam kan lagi hamil, jaka kada hamil kada ditagur pank"

What!!! Jawaban yang sangat tidak logis. Pendiskriminasian! Kenapa larangan itu cuma buat ibu hamil? Dan kenapa alasannya cuma karena hamil? Huh! Bete! Lalu tanpa kusadari mulutku berucap, "tapi larangan itu ga ada di Qur'an dan Hadits kan?"

"Memang ga ada, tapi orang bahari biasanya kejadian", jawab mama.

"Itu kan karena mereka tersugesti ma... Akhirnya seperti jadi do'a. Kalo kita biasa-biasa aja kan jadi ga ngaruh". Ini jawaban terpanjang yang pernah kuucapkan kepada orang-orang tua yang biasanya melarang ini-itu. Hahahahaaa...
Dan setelah itu tak terdengar lagi bahasan dari mama maupun nenek. Horeee... aku menaaang...

Sebenernya, kalo larangan-larangan (dari mereka yang masih percaya "hal-hal" peninggalan orang dahulu) itu bisa diterima oleh akal dan pikiran, aku nurut aja kok. Contohnya aja kalo kita ditegur karena duduk di atas bantal. Karena bantal kan buat di kepala, masa didudukin... (Yang dimaksud bukan bantal yang khusus buat didudukin lho...) Walaupun alasan mereka kadang-kadang di luar logika, tapi selama ada alasan yang logis, why not buat diturutin. Ya ga???

Adat dan budaya boleh saja dijaga dan dipertahankan, selama tidak bertentangan dengan akal, pikiran, dan terutama agama. Setuju???

Baca Selengkapnya (Read More)......

Kamu ngidam apa, Ya?

Alhamdulillah, usia kehamilanku sekarang sudah memasuki trimester kedua, tepatnya 4 bulan. Morning sickness udah ga lagi, pusing-pusing juga udah berkurang, perut mulai semakin membuncit, pinggang mulai melebar, nafsu makan mulai bertambah, dan gerak janin sudah mulai terasa. Benar-benar suatu anugerah karena bisa langsung dipercaya Allah untuk dititipi "amanat" dari-Nya. Ditambah lagi, aku dikelilingi oleh orang-orang yang sabar, perhatian dan penyayang.

Ada satu pertanyaan yang sering dilontarkan ke aku jika bertemu dengan keluarga dan teman-teman. "Ngidam apa, Ya?". Sepertinya, ibu hamil indentik dengan ngidam ya? ^_^ Entah itu berupa makanan maupun keinginan-keinginan lain. Tapi yang aku alami, hanya makanan saja yang menjadi objek ngidamku. Ini dia di antaranya:
- Kekicak (sebutan di keluargaku, katanya seh versi orang Kandangan) atau Hintalu Karuang (sebutan umumnya di Kalimantan Selatan), tiba-tiba aja terbayang-bayang pada saat menunggu beduk buka puasa
- Nasi Kuning, pengennya pas di bulan puasa, dimana saat itu sulit sekali menemui orang jualan NasKun ini
- Pizza H**, karena seringnya liat iklan pizza itu di tv :D
- Pais Patin di warung sekitar simpang 4 Banjarbaru
- Durian, sampai saat ini belum kesampaian, karena belum musimnya + belum diizinin sm bidan
- Nenas, sempat ngidam nenas di awal-awal kehamilan
- Garih Behampap (sebutan di keluargaku, lagi-lagi versi orang Kandangan), sebutan umumnya Garih Betanak
- Bilungka Bekukur (again, sebutan di keluargaku), yaitu timun yang dikeruk dicampur dengan santan ditambah garam, bawang merah dan terasi
- Jaruk Kalangkala. Kalangkala ini adalah buah khas dari pulau Kalimantan. Buah yang sudah masak (warnanya merah), direndam dalam air garam beberapa jam, kalo warnanya sudah memudar artinya sudah siap untuk disantap
Sementara cuma itu yang kuingat, padahal kayany ada lagi lho...tapi kok lupa ya... Hohohooo...

Baca Selengkapnya (Read More)......

2008-10-10

Hilangnya Si Meong

Lama gak nge-post neh. Sebenernya suami seh ngajakin nge-net terus. Tapi maklum...bawaan perut. Mau ngapa-ngapain jadi maleeesss banget. Mandi aja jadi super males. Tapi berhubung skarang udah masuk Trimester Kedua, rasa males itu sudah agak berkurang (walaupun cuma sdikit). At least, aku punya ketertarikan lagi untuk ikutan suami ke kantornya buat nge-net. Heheheee...

Cerita pertama, nyritain kucing-kucing dulu deh... Selama 2 bulan ini, aku ditinggalin sama kucing-kucingku. Hiks...

Pelaihari, 17 Agustus 2008
Nacho & Pablo yang lahir pada 21 Maret 2008/ 13 R. Awwal 1429 H, akhirnya diadopsi oleh sebuah keluarga kaya di Banjarbaru, yang sering mampir ke toko Mama di Pelaihari, yang mana sebelumnya juga sudah mengadopsi Acha (Sodara Nacho & Pablo). Akhirnya... nasib mereka sebagus nama mereka ^.^
Sedih seh... Tapi karena kehidupan mereka yang skarang sangat enak, ngelepas mereka pun jadi ikhlas. Heheheee... Tapi tetep lho, kalo ngliat foto-foto mereka, jadi sedih... :-)


Yang kuning-putih Nacho, dan yang item-putih Pablo

Banjarbaru, 25 September 2008
Pada hari ini, si Pinpin berpulang ke Rahmatullah karena penyakit flu yang dideritanya selama 1 bulan lebih. Entah darimana asalnya flu itu, yang jelas 4 ekor kucing di rumah semuanya terkena flu. Bersin-bersin dan ingusan. Aku dan orang rumah sudah berusaha mengobati mereka dengan obat-obat flu manusia (hihihiii...). Yang 3 ekor, hari demi hari semakin membaik, tapi berkebalikan dengan kondisi si Pinpin. Semakin hari semakin susah untuk makan. Dia hanya minum ASI ibunya dan minum air putih. Makan? No way! Badannya kuruuusss. Sampai pada akhirnya aku hanya sanggup berdo'a "Ya Allah... Jika Engkau tidak memberikan kesembuhan pada si Pinpin ini, lebih baik Engkau cabut saja nyawanya". Jahat memang, tapi aku tidak tega melihatnya tersiksa. Dan ternyata, setelah beberapa hari do'aku dijawab oleh Allah, Dia mengambil nyawanya. Hiks hiks... Pinpin, semoga kau damai di sisiNya. Aamiiin...


Pinpin umur 25 hari

Banjarbaru, Awal Oktober 2008
Met Idul Fitri 1429 H... Mohon Maaf Lahir dan Batin...
Dari tanggal 30 September sampai 3 Oktober, kami sekeluarga mudik ke kampung halaman nenek moyang, di Amuntai dan Kandangan. Selama 3 hari itu, Ucil dan Tartar ditinggalkan di rumah dengan dibekali makanan secukupnya, dengan harapan saat kami pulang, mereka tidak sampai kelaparan. Memang, saat kami kembali ke rumah, Ucil tidak terlalu kelaparan, tetapi di luar dugaan, Tartar menghilang! Oh God! Kenapa si kecil yang periang dan menggemaskan serta suka bermain itu hilang? Kenapa tidak Ucil saja yang hilang???
Btw, bukan kami saja lho yang merasa kehilangan Tartar... Ucil juga! Waktu Ucil dikasih makanan, dia tidak langsung melahapnya, tapi mengeong-ngeong memanggil Tartar. Kasian juga Ucil, kehilangan teman bermainnya... :-)












Tartar umur 25 hari

Tingkah Ucil jadi rada aneh semenjak ditinggalin sama keluarganya. Sekarang Ucil ga punya teman sepermainan. Ucil stress... ^_^

Baca Selengkapnya (Read More)......